DOA KU HADDAD ALWI

Mengenai Saya

Foto saya
Olahraga,Fitnest,Membaca,Treveling, dll

Translate

Rumah Web

Watch

Followers

Market Health

Amazon Kindle

Senin, 23 April 2012

Kartini Dan Islam

Kartini Dan Islam

Tentang Islam

· Ditengah kesepian dalam pingitan,pandang-pandangan Kartini tentang tema keagamaan begitu mendalam. Kartini melakoni dan memahami Islam tidak taken for granted .Baginya, berislam haruslah masuk akal dan sesuai dengan pemikiran.Ia mengakui kalau keislaman yang ia anut adalah semacam turunan dari nenek moyangnya. Seperti pada umumnya orang beragama,ia juga tak pernah diberi kesempatan untuk memilih agama apa yang ia kehendaki.Dokrin dan ritual di wariskan begitu saja.

· Walau begitu ,Jiwa pencarian Kartini tak pernah mati,”Tibalah waktunya jiwaku mulai bertanya: mengapa aku lakukan ini, mengapa ini begini dan begitu? “ pergolakan Kartini tentang keislam begitu dahsyat sehingga “ sesuatu “ yang menurut dia tak dipahami,dia tinggalkan.Dia lebih mengedepankan hal-hal yang masuk akal, hal yang bersifat substantive dibanding formalitas tapi dia tak mengerti .Kata Kartini “Jadi kami putuskan untuk tidak berpuasa dan melakukan hal-hal lain yang dahulu kami kami kerjakan tanpa berpikir, dan yang kami pikirkan sekarang ini tak dapat kami kerjakan tanpa berpikir, dan yang kami pikirkan sekarang ini tak dapat kami kerjakan.Gelap-kami merasa kegelapan –tak seorang pun mau menerangkan kepada kami apa yang kami tidak mengerti”.( Surat 15 Agustus 1902,kepada E.C.Abendonan )

· Sikap seperti itu tak membuat Kartini meninggalkan Agamanya. Bahkan proses pencarian ini semangkin meneguhkan keyakinannannya. Ia tetap menjadi Islam meski yang paling utama buat dia adalah kepercaan pada Tuhan meski ia diperlakukan tidak adil karena posisi sebagai perempuan, pandangan dia tentang Tuhan sangatlah positif, Kartini tidak pernah menyalahkan Tuhan, yang paling utama buat dia adalah kepercayaan pada Tuhan. Ia melakoninya sebagai sebuah takdir yang harus ia jalani dengan positif. Bagi Kartini, takdir itu bukan fatalisme atau penyerahan diri sehingga kehilangan kepercayaan diri: hanya pasrah dan menerima kondisi kita. Takdir menurut dia bisa mewujud menjadi suatu upaya dan usaha terus menurus tentang tugas yang diberikan Tuhan untuk meningkatkan diri dan melakukan hal yang terbaik. Ia terus menerus berproses dan mencari . maka tak mengherankan , meski dia dikungkung, pemikiran-pemikiran cerdas tetap keluar deras melalui tulisan tulisan. Lewat pemahaman seperti ini, saya melihat, Tuhan dimata kartini adalah kebajikan. Tuhan hidup dan hadir didalam hati dan jiwa manusia.

· Seperti yang diulas dengan bagus oleh Pramudya Anana Toer dalam bukunya Pangil Aku Kartini Saja , pandangan Kartini “Tuhan kami adalah Nurani, Neraka dan Surga kami adalah Nurani kami. Dengan melakukan kejahatan, Nurani kamilah yang mehukum kami, dengan melakukan kebajikan, Nurani kami pulalah yang memberi Kurnia.”

Tentang Poligami.

  • Dalam lingkungan kehidupan bangsawan Jawa tempat Kartini hidup, praktek poligami merupakan hal lumrah. Kebiasaan dan adat istiadat yang hidup dikalangan masyarakat , khususnya di kalangan priayi Jawa yang berkedudukan tinggi, memang menempatkan kedudukan perempuan tidak sama dengan kaum lelaki. Perempuan hanya berharga apabila ia dihubungkan dengan soal perkawinan. Dan perkawinan itu pun malah menjadi puncak penderitaan perempuan. Sebab, meskipun menjadi istri sah dari suaminya, para perempuan dituntut dan haruskan berbagi suaminya.

  • Kartini melihat kenyataan tak adil ini dengan kegeraman,” Saya akan menyinggung kaum lelaki dalam sifat mereka yang selalu mementingkan diri sendiri, egoistis. Celakalah mereka itu, yang menganggap egoisme lelaki semacam sesuatu yang sah dan adil “ Kartini tidak membesar- besarkan soal polgami ini, ia tidak berhayal, karena ia mengalami kepedihan akibat pratek yang menciptakan ketidak adilan ini dalam keluarganya yang terjadi pada ibunya sendiri.

  • Ibu kandungan Kartini yang bernama Ngasirah bukanlah raden ayu meskipun ia menjadi istri sah Bupati Sosroningrat, ayah Kartini .meski menjadi istri sah dan telah melahirkan delapan anak, Ngasirah tak berhak tinggal di rumah utama dan tidak dianggap sebagai ibu. Ia diperlakukan sebagai pembantu dan sekadar melahir kan anak. Ngasirah harus merangkak-rangkak dan menundu-nunduk karena ia berasal darimkalangan jelata,sementara ia dan saudara saudaranya karena berasal dari benih bangsawan bapaknya harus dihormati dan disembah oleh ibu kandungan sendiri.Sekalipun Kartini tidak pernah mengunkapkan secara terbuka penderitaan yang dialami ibu kandungnya, bisa dibayangkan bagaimana perasaannya melihat keanehan kehidupan keluarganya.” Saya melihat neraka dari jarak dekat – malahan saya berada dalamnya. Saya telah menyaksikan penderitaan ,dan merasakan sendiri kesengsaraan ibu saya, karena saya adalah anaknya.”

  • Perlawanan Kartini terhadap poligami dikalangan bangsawan Jawa pada akhirnya membawa dia kesadaran bahwa ia sendiri sudah hidup dalam bayang bayang musuh besar yang dilawannya. Ia sadar bahwa ia sedang berhadapan dengan lawan yang amat bengis dan kuat yang didukung adat istiadat,bahkan juga dibenarkan oleh agamanya, Islam. Tulis Kartini,”Saya putus asa.Sebagai manusia saya merasa seorang diri tidak mampu melawan kejahatan berukuran raksasa itu,dan yang aduh, alangkah kejamnya ! Dilidungi oleh ajaran Islam dan dihidupi oleh kebodohan perempuan sebagai korbannya,! Aduh ! saya pikir mungkin pada suatu ketika nasib menimpa kepada saya suatu siksaan yang kejam yang bernama Poligami itu! Saya tak mau ! mulutku menjerit ,hatiku mengemakan jeritan itu ribuan kali ?” ( Surat kepada Nyonya Abendanon Mandri Tertangal Austus 1902 )”

  • Tiga tahun kemudian setelah menulis itu kejahatan besar selama ini ia lawan menimpa dirinya.Ia meninkah dengan lelaki yang sudah memiliki tiga istri dan tujuh oran anak. Sebulan sebelum ia menikah, Ia menulis surat kepada Nyonya Abendano bahwa ia meras telah mati sia-sia. Secara fisik dan moral telah patah, tak mempunyai kekuatan apa-apa lagi. Ia merasa gagal dalam perjuangannya, tak suatupun hasil yang dicapainya. Semuanya, segala cita-cita telah runtuh oleh egoisme orang-orang karena dilandasi tradisi dan Agamanya.

  • Setelah menikah, Kartini tidak memberontak lagi, tidak menjeritkan kegelisahan dan protesnya terhadap kedudukan dan nasib perempuan Jawa, termasuk soal Poligami .Tampaknya Kartini berusaha berdamai dengan keadaan yang dialaminya meski, menurut saya, (penulis) usaha itu tak berhasil.Kartini tetaplah tak bisa berlangsung lama dalam kehidupan pernikahannya. Empat hari setelahkan melahirkan anaknya, ia meninggal, membawa cita-cita dan perjuangannya meski cita-cita dan perjuangan itu tak akan pernah mati sampai detik ini.


Koran Tempo : 22 April 2008
Nara Sumber :
Nong Darol Mahmada
Peneliti Freedom Institute dan Jaringan Islam Liberal


Senin 20 April 2009
Utk direnungkan.

Selasa, 17 April 2012


Laporan Perjalanan Umroh ( Wisata Religi )
Hari ke 4 ( empat ) Di Makkah

Masjidil Haram sebuah masjid yang tertua sekali didunia ini, dibina semenjak zaman Nabi Ibrahim hingga ke zaman Nabi Muhammad Saw hingga hari ini, Ia mempunyai banyak keistimewaan dari segi gajaran pahala yang yang amat besar bila kita beribadat didalamnya. Didalamnya dibangun Ka’bah ia telah ditetapkan oleh Allah swt menjadi kiblat umat islam. Dibangun oleh Nabi Ibrahim bersama putranya Nabi Ismail dan di bantu para malaikat atas perintah Allah Swt. Suasana di Masjidil Haram betul dibuat nyaman sehinga semua jamaah tidak merasakan panas diwaktu melaksanakan Sholat, begitu juga ubin di sekeliling Ka’bah sangat dingin walaupun ditengah panas yang terik sekalipun luar biasa…Allah Maha Besar.

Seperti Biasa pagi hari Minggu, Subuh2 kami sudah bangun untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah dan berdoa di Masjidil Haram yang di dalam terdapat Ka’bah menjadikan kiblatnya umat islam, setelah itu kamipun kembali ke Hotel untuk sarapan pagi. Pada Hari itu kami tidak ada agenda untuk mengunjungi tempat bersejarah. Kami dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di Masjidil Haram. Disekitar Masjidil Haram banyak sekali burung2 merpati yang datang, karena banyak para jamaahsetelah sholat, membeli makanan yang diberikan pada burung merpati tesebut.

Menjelang Lohor saya pergunakan untuk melihat-lihat di sekitar pertokoan di sekitar hotel, yang tidak jauh dari Masdjidil Haram untuk membeli sekedar oleh2 untuk kerabat dan teman sekantor, tidak banyak yang saya beli karena sebagian dari barang yang di jual disitu ada di tanah air. Hari itu betul saya pergunakan memperbanyak Ibadah selain sholat wajib dan berzikir sampai sholat isya malamnya. Bahkan burung2 wallet terbang diatas Ka’bah, turut tawaf mengelilngi Ka’bah mengikuti jamaah, seolah- olah mereka melakukan ritual Umrah.

Suatu hal yang saya rasakan sebagai tamu Allah swt dari Madinah sampai di Mekkah. Adalah saya benar-benar diperlakukan sangat istimewa layak sebagai tamu Allah swt, Labbaik Allahumma labbaik aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah. Dan sebagai tuan Rumah Allah swt benar-benar melayani tamu-tamunya dengan istimewa, baik di Madinah Mesjid Nabawi, maupun di Makkah Masjidil Haram itu dibuktikan .

Baik di Masjidil Haram , juga dimesjid Nabawi, para Jamaah yang akan melakukan Ibadah, betul2 merasakan kenyamanan, se-olah kita tidak akan mau beranjak dari mesjid tesebut, dan kita dimanjakan dengan disuguhkan air Zam-Zam yang berlimpah-limpah, yang tersedia disegala pajok dan tempat, sehingga tamu-tamu Allah itu tidak dibiarkan untuk haus, Mesjid Nabawi dan Masjidil Haram dibersihkan oleh pelayan2 yang disimbulkan sebagai malaikat manusia yang selalu membersihkan lantai mesjid dari segala debu atau kotoran kotoran, dengan hati yang iklasnya, tanpa adanya rasa sedikit rasa kesal atau dongkol, walaupun para jamaah (tamu2) tidak putus2nya datang, para Jamaah ( tamu2) Allah swt datang untuk melakukan sholat di Mesjid Nabawi maupun di Masjidil Haram tersebut.

Waktu makanpun pelayan 2 yang mewakili Allah swt melayani kami dengan sabarnya serta Iklas, mereka sadar bahwa kami datang kesini adalah berdasarkan panggilan Allah swt untuk melaksanakan Ibadah Umrah, mereka layaknya pembantu yang diberi tugas oleh Allah swt, benar2 harus melayani tamu2 sebaik2nya yang datang kesitu dari segala penjuru dunia, merekapun sadar kerena mereka akan mendapat pahala dan amal ibadah yang setimpal, nanti sesuai dengan janji Allah swt kelak mereka di acherat nantinya.

Selasa, 06 April 2010





Laporan Perjalanan Umrah

Hari ke 3 (ketiga) Sabtu

Setelah shalat Subuh & Sarapan pagi, kami dan Jamaah melakukan ziarah dikota Madinah, antara lain, mengunjungi Mesjid Quba, di mesjid Quba kita bersama-sama melakukan shalat sunat 2 dua rakaat, Mesjid Quba adalah mesjid pertama yang didirikan oleh Nabi Muhammad SAW Tercantum di Al Qur’an dengan nama Mesjid At Taqwa. Keistimewaan Mesjid Quba ini pernah dinyatakan oleh Rasulullah sendiri dengan sabdanya,”Barang siapa berwudhu dirumahnya, kemudian dia berkunjung ke Mesjid Quba, lalu mengerjakan shalat maka dia mendapat pahalanya, seperti pahala orang yang mengerjakan Umrah.”

Selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Mesjid Jum’at ini terletak kira-kira 4 km dar kota Madinah, menurut riwayat ditempat inilah nabi dan sahabatnya mendirikan shalat jum’at untuk pertama kalinya, karena peristiwa itulah kemudian didirikan sebuah Masjid di tempat tersebut dan dinakan Mesjid Jum’at. Kami di sana tidak mampir hanya melawati saja.

Selanjut kami meneruskan perjalanan menuju Mesjid Qiblatain, sesuai dengan nama Mesjid yang berarti: “Mesjid Dua Kiblat” karena pernah terjadi suatu peristiwa pada hari senin, bulan Rajab tahun ke 2 Hijriah, ketika Nabi sedang mengerjakan Shalat Dzuhur di Mesjid kaum Bani Salamah, turunlah ayat yang artinya: “Sesungguhnya kami sering melihat wajahmu menengadah kelangit, maka sesungguhnya kami akan melaingkan kamu kekiblat yang kamu sakai. Palingkan wajahmu kearah Masjid Al Haram, dan dimana saja kamu berada, palingkanlah wajahmu kearahnya” Dalam shalat Dzuhur itu, pada mulanya Rasulullaah berkiblat ke Mesjid Al Aqsa. Setelah turun ayat tersebut, beliaupun menghentikan sebentar shalatnya lalu meneruskan kembali dengan memindahkan arah kiblatnya ke Mesjid Al Haram, disinipun kami tidak turun .

Perjalanan kemudian lawatan ke Medjid Sab’ah didaerah Khandaq, dimana Rasulullah dan sahabat-sahabatnya membuat parit yang dalam peperangan melawan kaum Musyrikin Makkah, di daerah ini terdapat 5 buah Mesjid yang dikenal dengan nama Mesjid Sab’ah yaitu:

1. Mesjid Abu Bakar As Siddiq
2. Mesjid Umar bin Al-Khatap
3. Mesjid Ali bin Abi Thalib
4. Mesjid Salman All Thalib
5. Masjid Al Fath

Lawatan diteruskan ke Baqi’
Adalah tanah perkuburan di Madinah yang telah ada semenjak zaman jahilliyah hingga hari ini. Disinilah tempat dimakamkanya lebih dari 1000 sahabat dan istri serta kelaurga Rasul. Diantaranya Usman bin Affan, Siti Aisyah, Ummu Salamah, Zainab, Ummu Kaltum dan Rugayyah. Disini juga kami tidak mampir.

Perjalanan dilanjutkan ke Jabal Uhud.
Adalah sebuah nama gunung yang terletak kira-kira 5 km dari kota Madinah. Dilembah gunung ini pernah terjadi peristiwa peperangan yang dahsyat antara kaum Muslimin yang berjumlah 700 orang menentang kaum Musyirikin Makkah yang berjumlah 3000 orang. Dalam pertempuran tersebut sebanyak 70 orang kaum muslimin gugur sebagai syahid, diantaranya Hamzah bin Abdul Muthalib, Abdulah bin Jahsy dan Mus’ad bin Umair. Kini perkuburan Uhud dipagari tembok batu Makam Sayyidin Hamzah terletak di tengah tengah kuburan para syuhada.

Kunjungan Terachir ke kebun Kurma, unttuk mencicipi kurma kurmah Madinah yang sangat lezat dan ber macam-macam jenis antara lain: Kurma Ajua ( Kurma Nabi ) kami disini turun untuk mencicipi macam kurma secara gratis selanjutnya membeli 1,5 Kg Kurma Nabi Cukup Mahal dalam Ukuran kita Sebesar 60 Real atau Rp 156.000, selanjutnya ber foto bersama-sama para jamaah, kemudian kembali ke Hotel untuk makan siang kemudian akan melanjutkan perjalanan ke Bir Ali.

Setelah Shalat Dhuhur Kami bersama-sama Jama’ah bersiap-siap check out dari Hotel dengan berpakaian ihram berangkat menuju Bir Ali untuk mngucapkan niat Umrah (Miqat) setelah berniat di Mesjid Bir Ali ( Miqat ) para jama’ah dengan Bus AC berangkat menuju Mekkah Sepanjang perjalan perjalan melantunkan Talbiah secara bersama-sama.

Kira-kira 4 jam perjalanan kita sampai di Mekkah langsung ke Hotel Makkah Mawadah yang sudah disiapkan setelah makan malam dan pembagian kamar, kemudian melakukan magrib @ Isya dilakukan secara jama qasr terakhir dikamar Hotel. Malam itu secara rombongan, para Jama’ah melakukan Umrah di Masjidil Haram. ( Thawaf Sa’I & Tahalul ) .

Pertama – tama kami melakukan Thawaf, Sa’I dan Tahllul

Rombongan Jama’ah dengan di bimbing Muthawif mulai megelilingi Ka’bah sambil membaca doa serta berniat melakukan Thawaf semata mata hanya kerena Allah SWT sebanyak 7 (Tujuh) putaran, setelah selesai Thawaf dan shalat sunat 2 rakaat di Makam Ibrahim dengan menghadap ke Ka’bah, dilanjutkan melakukan Sa’i,antara Safa dan Marwah juga 7 ( tujuh) kali sambil berdoa di Bukit Marwah setelah selai Sa’i.. selanjutnya melakukan pemotong rambaut ( Tahlul), maka selesailah melakukan Ibadah Umrah kira pukul 12 malam Waktu setempat ,rombongan jamaah langsung pulang ke Hotel untuk Istrirahat.


Hari ke Dua ( 2 ) Jum'at di Madinah

Mejelang Subuh waktu setempat kita berangkat ke mesjid Nabawi, yang lokasinya tidak jauh dari Hotel tempat kami menginap, untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah, setelah selesai sembahyang subuh dan berdoa kami pulang untuk sarapan pagi, Mesjid Nabawi adalah mesjid terbesar di Madinah selain mempunyai keistimewaan dangan beribadah di dalamnya juga terdapat makam Rasulullah dan dua sahabatnya Abu Bakar RA dan Umar RA.

Acara selanjut adalah mengujungi makam Rasulullah yang lokasinya ada di dalam Mesdjid Nabawi serta dua sahabat nabi,Yaitu Abu Bakar.RA dan Umar.RA, yang makamnya bersebelahan dangan Makam Nabi Muhammad Saw, di situ saya berdoa kepada Allah Swt agar Arwah Nabi dan dua sahabatnya diberikan tempat yang paling mulia di sisi-Nya, serta mengunjungi Raudah suatu tempat di dalam mesjid Nabawi yang dibatasi dengan tiang-tiang putih.

Tempat tersebut dianggap sebagai suatu tempat yang mulia Pernah diriwayatkan oleh Nabi Muhammad Saw , sebagai kebun diantara kebun- kebun disorga. sehingga para jamaah banyak yang berebut untuk sembahyang sunat disitu, serta berdoa untuk memohon kepada Allah swt agar keinginan mereka bisa terkabulkan, tempatnya tidak jauh dari makam Nabi Muhammad Saw.

Kemudian dengan beberapa rombongan kami mengelilingi mesjid Nabawi yang sangat megah tersebut, spetekuler dengan keistmewaan yang mana Kubahnya bisa di geser secara otomatis, sehingga cahaya matahari bisa masuk kedalam Mesdjid, juga tak kalah hebatnya adalah, ada payung raksaksa di halaman mesjid yang bisa dikembangkan pada saat dibutuhkan, sekitar jam 10.00 Wst kami pulang ke Hotel untuk ber istrirahat karena jam 12.30 wst akan sholat jum'at berjamaah.

Jam 12.00 kami keluar dari Hotel Dallah Taibah menuju Mesjid Nabawi untuk sembayang Jum'at berjamaah, bersama-sama dan saya berdoa kepada Allah Swt memohon ampunan atas segala Dosa-Dosa yang telah ke perbuat, baik dosa besar, dosa kecil,disengaja atau tidak disengaja dan dosa lahir,dan bathin.memohan untuk dimudahkah atas segala urusan dan mengucapkan puji syukur bahwa saya sudah bisa datang ke Madinah atas kehendak-Nya juga...

Selesai Sholat Jum'at kami pulang untuk sarapan siang...dan istrirahat serta dilanjutkan sembayang Asar Magrib serta Isa..dangan berjamaah. Jamaah menghabiskan waktunya untuk bezikir dan memperbanyak ibadah sunnah di Mesjid Nabawi, Mesjid yang terbesar dan termegah di Madinah itu, dan akan dilajutkan Perjalan keesokan harinya.

Laporan Perjalan Umroh (Wisata Religi) Hari 1 (kesatu)


Laporan Perjalan Umroh

Hari I ( Pertama) kamis

Pada Tanggal 4 Maret 2010 setelah semua persiapan selesai jam 11 Siang dengan diantar Istri anak dan Cucu, saya berangkat ke Bendara Sukarno Hatta, karena waktu kumpul pada 14.00 sudah harus tiba, sesampai di Bendara belum banyak tiba.

Setelah semua tiba kira jam 14.00 siang kita masuk keruang tunggu di pintu masuk F 6 dan menaiki pesawat By Saudi Arabia Airline, dipesawat aku hanya bisa beserah diri karena semua manusia sudah tidak berdaya lagi kecuali dengan pertolong Allah swt.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 8 jam pesawat mendarat di Daman utk mengisi bahan Avtur, dan lebih kurang 45 menit baru berangkat lagi ke Madinah Abdul Aziz pukul 8.00 waktu setempat, setelah meyelesai urus Imigrasi kami menuju Hotel Taibah tempatnya tidak jauh dari Mesjid Nabawi yang telah disediakan Travel perjalan Nipindo Antar Wisata yang saya pilih yang direncanakan membawa Komunitas Wisata Religi untuk tahun ini belum ada yang ikut.

Setelah pembagian kunci kamar, saya bersama dengan teman sekamar yaitu Faozun, memasuki kamar yang diberikan, kebetulan berpergian sedirian, begitu juga saya, karena istri sudah berangkat tahun lalu. Untuk selanjutnya tidur untuk beristrirahat.

Rabu, 03 Februari 2010

Umroh Pertama Rasulullah



Sungguh itu bukan pemandangan lazim. Hari itu, kaum Quraisy berbondong bondong meninggalkan Mekah. Tua, muda dan anak anak, laki-laki, mau perempuan, tanpa kecuali, Orang-orang itu mendaki bukit-bukit di sekitar Mekah. Perhatian mereka tertuju pada kempulan debu yang membubung dari arah utara.

Ya, dari Utara- dari arah Madinah- sekitar 2.000 orang tengah mendekati Mekah. Mereka adalah rombongan Rasulullah. Setahun sebelumnya, dalam jumlah yang lebih kecil, mereka telah mencoba memasuki Mekah untuk ziarah. Perjalanan itu tertahan di Hudaibiya-tempat kedua pihak menandatangani perjanjian.


Dalam perjanjian itu, Muhammad dan rombongan baru boleh datang ke Mekah setahun kemudian.Jika saat itu tiba, kaum Quraisy akan menyingkir sementara dari Mekah.

Setahun telah berlalu. Pada bulan suci, Muhammad benar benar datang bersama umat Islam lainnya. Meraka semua larut dalam seruan "labbaikka, labbaika" yang tak putus-putusnya membahana. Sudah sekitar tujuh tahun mereka meninggalkan kota tempat Ka'bah itu berada. kini' rumah Allah" tersebut telah berada di hadapannya.


Muhammad menyelempangkan jubah ke pundak kirinya.Dibiarkan pundak lengan kanannya terbuka. Saat itu pula, ia berdoa: "Ya Allah, berikan rachmat kepada orang yang hari ini telah memperlihatkan kemampuan dirinya"


Ia melangkah menyentuh Hajar Aswad di sudut Ka'bah, lalu berlari kecil hingga Rukun Yamani atau sudut selatan yang merupakan sudut ketiga, dan kemudian berjalan kembali untuk menyentuh Hajar Aswad. Hal demikian dilakukannya tiga kali. Selebihnya Moham-mad mengelilingi Ka'bah dengan arah yang berlawanan dengan putaran jarum jam dengan berjalan kaki. Ribuan umat Islam mengikuti setiap gerakan Muhammad. Sebuah pemandangan yang mempesona orang orang Quraisy yang menyaksikan di lereng-lereng bukit.


Abdullah bin Rawana tidak dapat menahan diri untuk larut dalam suasana tersebut. Ia nyaris meneriakan tantangan perang pada Quraisy. Namum 'Umar bin Khatab mencegahnya. Sebagai pelampiasnnya 'Umarmenyarakan Abdullah untuk meneriakan kata yang sekarang cukup dikenal oleh masyarakat Islam.

"la illaha illallah wahdah, wanashara abdah, wa'azza jundah, wakhadalal ahzaba wahdah" (Tiada tuhan selain Allah Yang Esa, yang menolong hamba-Nya, memperkuat tentara-Nya dan menghancurkan sendiri musuh yang bersekutu). Abdullah terus mengulang-ulang kalimat tersebut yang diikuti hampir seluruh umat Islam. Kata kata itu terus bergema, menghu-jam hati hati orang Quraisy yang hanya dapat menyaksikan dari jauh.


Usai mengelilingi Ka'bah, Muhammad yang mengendarai kendaraannya, menunju bukit Shafa. Dari sana Rasullullah bergerak ke bukit Marwa, dan kembali ke bukit Shafa lagi hingga tujuh kali perjalanan. Perjalanan yang sekarang disebut sa'i ini diyakini sebagai upaya menapaktilasi perjuangan keluarga Nabi Ibrahim, khususnya siti Hadjar, pada saat memabngun Baitullah ber abat-abat sebelumnya.


Usai perjalanan tersebut, sesuai tradisi orang-orang Arab masi itu, muhammad pun bercukur rambut, kemudian memotong kurban. Esok harinya, Muhammad memasuki Ka'bah dan terus berada di sana sampai tiba salat dhuzur. Sebagaimana di Madinah.Bilal bi Rabah kemudian naik ke atap bangungnan untuk mengumandangan azan.Rasulullah pun menjadi imam shalat berjamaah disana. diantara patung patung yang masih banyak terdapat di sekitar Ka'bah.


Muhammad tinggal di Makkah selama tiga hari. Setelah itu, Ia dan rombongan kembali ke Madinah. Ada dua keuntungan yang diperoleh dalam perjalan kali ini. Ia dan rombongan bukan saja dapat menunaikan ibadah umroh-yang sering disebut pula sebagai Umroh Pengganti (Umratul Qadha), melainkan joga berhasil merebut hati tokoh tokoh penting Quraisy.


Saat Muhammad dalam perjalan menuju madinah itu, Khlid bin Walid mengejarnya dan menyatakan diri masuk Islam. Khalid adalah seorang muda yang menjadi komandan paling cerdik pasukan Quraisy. Kelak ia banya berperan dalam sejumlah ekspedisi militer kalangan Islam.


Setellah Khalid, 'Amr bin Ash serta Ustman anak Talha yang menjdi penjaga Ka'bah, menyusul masuk Islam. Setelah Rasul Wafat, Amr banyak menimbulkan persoalan terutama menyangkut perselisihannya dengan 'Ali bin Abu Thalib.

Umroh ditunaikan.Kota Makkah tinggal sesaat lagi untuk sepenuhnya berada dalam kendali Rasullah.


Dari Kisah kisah Sufistik Haji

Belum Haji Sudah Mabrur

Oleh: Mokh Syaiful Bakri.


Kamis, 12 November 2009

Biografi Sufi


Biografi Sufi

Rabi`ah al-Adawiyah.

Rabi’biah al-Adawiyah (.M 801) adalah salah se.orang sufi yang paling masyhur di Basra,Irak.Ia lahir dalam suatu keluarga sangat miskin.Ketika keduua orangtuanya meninggal. Ia dijual sebagai budak, tetapi kemudian dibebaskan oleh majikannya karena takwa dan Zuhud.

Cinta dan semangat Rabi’ah kepada Allah begitu menggebunya sehingga tak ada ruang dalam hati dan pikirannya untuk pikiran atau perhatian lain. Ia tak kawin, dan dunia tak berarti apa apa baginya, Ia menutup jendela dan kamarnya dimusin semi tanpa melihat bunga bunga diluar, dan hilang dalam renungan pada pencipt yang meliputi segala sesuatu. Kepada Tuhan ia berkata:

Wahai Kekasih hati, aku tak punya sesuatu seperti Engkau,

Maka kasihanilah kini pada pendosa yang dating kepada-Mu

Wahai Harapanku dan Sandaran dan kegembiraanku.

Hati tak dapat mencintai apa pun selain Engkau.

Bagi Rabi’ah, yang penting hanyalah tenggelam dalam Allah, meletakan seluruh harapannya pada Allah, dan kehilangan dirinya dalam pujian kepada-Nya,Salat malam baginya menjadi percakapan manis dan penuh cinta antara dia dan Yang Dicintainya.

Pernah Rabi’ah bertanya kepada Sufyan ats-Tsauri, seorang Sufi di Basra,”Apa definisi Anda tetntang kemurahan hati?” Ia menjawab,”Bagi penghuni dunia ini, kemurahaan hati adalah memberikan miliknya; bagi orang yang hidup di dunia alam Akhirat, kemurahan hati berarti mengurbakan jiwanya,” Rabi’ah sangat tidak setuju seraya mengatakan bahwa ats-Tsauri keliru,

Menurut Rabi’ah, kemurahan hati ialah meyembah Allah semata-mata karena cinta kepada-Nya, dan bukan untuk mendapatkan suatu ganjaran atau maslahat apapun sebagai imbalan.

Dalam sejarah tasawuf, Rabi’ah telah menjadi lagenda yang melambangkan pemujaan penuh pengabdian sepanjang jalan zuhud dan cinta.

Dikutip dari Buku Belajar Mudah Tasawuf

Oleh:Syekh Fadlullah Haeri.